3Tokoh Teori Humanistik. Diperbarui pada 15 April 2021 oleh Nursita Afifah, S.Psi. Arah kajian psikologi terus berkembang seiring waktu. Hal itu memunculkan aliran-aliran psikologi, yang mana setiap aliran memiliki cara pandang dan penekanan penjelasan yang berbeda dan atau saling melengkapi, dalam memahami psikologi manusia. pengetahuanmerupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. T = 50 + 10 Keterangan: x = Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor T = Mean skor kelompok s = Deviasi standar skor kelompok Oleh sebab itu, pernyataan yang diajukan dibagi dalam dua kategori yakni Raramenjadi kesal. "Andai Rara punya kakak seperti kakaknya Sena. Seorang polisi hebat yang selalu mengantar Sena ke sekolah.". "Kak Dilan dokter yang hebat, lho!" seru Mama. "Dokter hebat harusnya ada di rumah sakit. Tidak di hutan seperti Kak Dilan," protes Rara. "Kak Dilan malahan tidak punya waktu, sudah sebulan Kak Dilan Hasilpembakuan MBIM akhirnya juga digunakan untuk bahasa Brunei Darussalam. Amran juga ikut menyusun Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) setelah menjabat sebagai Ketua MBIM. 1) Amran Halim, tokoh bahasa yang juga guru besar Bahasa Indonesia, ini menjadi kepala Pusat Bahasa keenam yang pada awal dibentuknya pada 1 April 1975 bernama Pusat Pembinaan Tokohadalah salah satu unsur dalam cerita. Tokoh ada yang sebagai tokoh antagonis dan protagonis juga tokoh utama dan tambahan. Pada artikel ini akan dibahas kunci jawaban bersama Sri Budiarti, S.Pd., alumnus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Baca Juga: Siapakah yang Menjadi Tokoh Pembantu atau Tokoh Tambahan dalam Cerita Cindelaras, Kunci Siapakahyang menjadi tokoh pembantu atau tokoh tambahan dalam cerita Cindelaras tema 8 kelas 4 soal halaman 153 penjelasan lengkap. Pembahasan kali ini merupakan lanjutan tugas sebelumnya, Saat itu, Raden Putra tidak mengetahui bahwa ibu Cindelaras sedang mengandung. Mendengar cerita ibunya, Cindelaras bertekad untuk menemui Raden . 1 Aliran yang menyatakan bahwa pengetahuan terbentuk dari pengalaman adalah... a empirisme b empiririsme c rasionalisme d kritisisme e apriorisme 2 Siapakah yang menjadi penggagas bahwa pengetahuan merupakan hasil sintesis dari rasio manusia dan pengalaman? a F. Bacon b Spinoza c Habibie d Rene Descartes e I. Kant 3 Lembaga yang bertugas mengembangkan iptek dibidang kelautan aialah... a LEN Lembaga Fisika Nasional b LON Lembaga Oseanologi Nasional c LGPN Lembaga Geologi dan Pertambangan Nasional d LMN Lembaga Metalurgi Nasional e LBI Lembaga Biblika Indonesia 4 LBN adalah lembaga negara yang mengurusi di bidang... a botani b bahan kimia c manajemen bank d biologi e budaya 5 Di Indonesia, iptek senyatanya sudah digunakan sejak dahulu. Adapun dalam bidang arsitektur, bangsa Indonesia patut berbangga dengan adanya... a candi-candai b kapal phinisi c kerajinan membatik d kerajinan wayang e pakaian dan senjata adat 6 Habiebie adalah salah seorang tokoh terkenal dari Indonesia yang berjasa di bidang iptek, khususnya.... a kapal laut b pertambangan lepas pantai c kereta d handphone e pesawat terbang 7 Apa yang dimaksud dengan sipat netral iptek? a tidak dimiliki siapapun b tidak mempunyai dampak kepada siapapun c bergantung pada siapa yang menggunakannya d dapat direset seperti baru e Tidak memihak pada siapapun 8 Pengaruh iptek dalam bidang pertanian adalah... a berkurangnya lapangan pekerjaan b petani-petani menjadi malas bekerja c banyak petani meninggalkan desa d munculnya varietas tanaman baru yang lebih baik e banyaknya penipuan pada penjualan online 9 Perhatikan beberapa contoh berikut a. Dapat mencari informasi lewat Internet, b. Mengirim pesan lewat sms atau sosial media lainnya, c. membeli barang cukup berdiam diri di rumah. d. berbicara kepada seseorang yang jauh cukup dengan menjentikan jari a pertanian b komunikasi dan informasi c telekomunikasi d internet e media sosial 10 Sikap selektif dalam penggunaan teknologi berdasarkan sila pertama dari Pancasila mengajak kita untuk.... a Memperkokoh kebhinekaan Indonesia b Memperhatikan keanekaragaman budaya-budaya, agama-agama di Indonesia c membantu aparatur dalam penggunaan iptek d semakin mendekatkan kepada Tuhan YME e menciptakan kemerataan kesejahteraan di Indonesia لوحة الصدارة لوحة الصدارة هذه في الوضع الخاص حالياً. انقر فوق مشاركة لتجعلها عامة. عَطَل مالك المورد لوحة الصدارة هذه. عُطِلت لوحة الصدارة هذه حيث أنّ الخيارات الخاصة بك مختلفة عن مالك المورد. تتبع المتاهة قالب مفتوح النهاية. ولا يصدر عنه درجات توضع في لوحة الصدارة. يجب تسجيل الدخول حزمة تنسيقات يجب تسجيل الدخول خيارات تبديل القالب تفاعلية ستظهر لك المزيد من التنسيقات عند تشغيل النشاط. Immanuel Kant lahir di Königsberg tanggal 22 April 1724. Di masa kecil sampai dengan masa sekolahnya di Collegium Fridericianum dari tahun 1732 – 1740, Kant dididik dalam semangat pietisme, yaitu semangat gerakan keagamaan di bawah pengaruh Protestantisme Jerman. Semangat gerakan ini menekankan kehidupan kesalehan sehari-hari yang keras, disiplin, dengan sikap batin yang baik dan moralitas yang ketat. Ketika lulus sekolah dan mulai bekerja sebagai Privatdozent, Kant menguasai hampir semua ilmu pengetahuan yang populer di masa itu, di antaranya fisika Newton, sistem-sistem dalam metafisika, logika, dan matematika. Tulisan-tulisan Kant muda kebanyakan tentang ilmu-ilmu alam yang nantinya amat mempengaruhi kajian kritisnya atas rasio dalam buku “Kritik atas Rasio Murni”. Concern yang amat dalam ini tidak luput dari peran guru yang amat mempengaruhi Kant muda, yaitu Martin Knutzen, profesornya di bidang logika dan metafisika di college tersebut. Knutzen juga mengijinkan Kant untuk menggunakan buku-buku koleksi perpustakaannya. Banyak sejarawan filsafat Kant menyebut hidupnya semasa muda ini sebagai masa pra-kritis di mana rasionalisme ala Leibniz-Wolf pada masa itu mencapai masa dominasi kejayaannya sedemikian hingga tidak ada tempat untuk mempertanyakan kesahihannya lagi. “Dogmatisme filosofis” kala itu terjadi dengan menerima begitu saja kemampuan rasio tanpa menguji batas-batasnya dan dengan demikian menganggap pengetahuan objektif-rasionil sebagai sesuatu yang telah terjadi dengan sendirinya. Terjadi a priori atas pengetahuan seakan-akan pengetahuan itu sudah benar demikian adanya. Masa pra-kritis ini dijalani hampir selama 15 tahun sebagai Privatdozent atau lecturer. Selama masa itu, Kant mengajar dalam bidang-bidang yang sangat bervariasi dan mencakup bidang-bidang penting di masa itu. Minat Kant sangat luas. Dia mengajar logika, metafisika dan etika filsafat moral. Selain itu, dia masih mengajar fisika, matematika, geografi, antropologi, pedagogi, dan mineralogi. Dia adalah dosen yang tekun, sistematis, dan menguasai bidang yang diajarnya dengan baik. Pemikiran Immanuel Kant Immanuel Kant seorang filsuf termasyhur dari Jerman memiliki tiga pokok pemikiran yang harus diketahui terlebih dahulu, dikarenakan pemikirannya begitu original dan terlihat berbeda dari pemikiran para filsuf sebelumnya terutama berangkat dari filsuf Inggris bernama David Hume. Berikut ini pokok pemikirnnya Panca indera, akal budi dan rasio. Kita sudah tahu tentang arti empirisme yang mementingkan pengalaman inderawi dalam memperoleh pengetahuan dan rasionalisme yang mengedepankan penggunaan rasio dalam memperoleh pengetahuan, tetapi rasio yang kita ketahui adalah sama dengan akal dan logis, namun Kant memberi definisi berbeda. Pada Kant istilah rasio memiliki arti yang baru, bukan lagi sebagai langsung kepada pemikiran, tetapi sebagai sesuatu yang ada “di belakang” akal budidan pengalaman inderawi. Dari sini dapat dipilah bahwa ada tiga unsur yaitu akal budi Verstand, rasio Vernunft dan pengalaman inderawi. Dalam filsafatnya Kant mencoba untuk mensinergikan antara rasionalisme dan empirisme. Ia bertujuan untuk membuktikan bahwa sumber pengetahuan itu diperoleh tidak hanya dari satu unsur saja melainkan dari dua unsur yaitu pengalaman inderawi dan akal budi. Pengetahuan a-priori merupakan jenis pengetahuan yang datang lebih dulu sebelum dialami, seperti misalnya pengetahuan akan bahaya, sedankan a-posteriori sebaliknya yaitu dialami dulu baru mengerti misalnya dalam menyelesaikan Rubix Cube. Kalau salah satunya saja yang dipakai misalnya hanya empirisme saja atau rasionalisme saja maka pengetahuan yang diperoleh tidaklah sempurna bahkan bisa berlawanan. Filsafat Kant menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan gabungan sintesis antara keduanya. Dari sini timbullah bahwa Kant adalah seorang Kopernikan dalam bidang filsafat. Sebelum Kant, filsafat hampir selalu memandang bahwa orang subjek yang mengamati objek, tertuju pada objek, penelitian objek dan sebagainya. Kant memberikan arah yang sama sekali baru, merupakan kebalikan dari filsafat sebelumnya yaitu bahwa objeklah yang harus mengarahkan diri kepada subjek. Kant dapat dikatakan sebagai seorang revolusioner karena dalam ranah Filsafat Immanuel Kant pengetahuan ia tidak memulai pengetahuan dari objek yang ada tetapi dari yang lebih dekat terlebih dahulu yaitu si pengamat objek subjek. Dengan ini tambah lagi salah satu fungsi filsafat yaitu membongkar pemikiran yang sudah dianggap mapan dan merekonstruksikannya kembali menjadi satu yang fresh, logis, dan berpengaruh. Pemikiran Kritisisme Immanuel Kant Filsafat yang dikenal dengan kritisisme adalah filsafat yang diintrodusir oleh Immanuel kant. Kritisisme adalah filsafat yang memulai perjalanannya dengan terlebih dahulu menyelidiki kemampuan dan batas-batas rasio. Perkembangan ilmu Immanuel Kant mencoba untuk menjebatani pandangan Rasionalisme dan Empirisisme, teori dalam aliran filsafat Kritisisme adalah sebuah teori pengetahuan yang berusaha untuk mempersatukan kedua macam unsur dari filsafat Rasionalisme dan disini kekuatan kritis filsafat sangatlah penting, karena ia bisa menghindari kemungkinan ilmu pengetahuan menjadi sebuah dogma. Filsafat ini memulai pelajarannya dengan menyelidiki batas-batas kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia. Oleh karena itu, kritisisme sangat berbeda dengan corak filsafat modern sebelumnya yang mempercayai kemampuan rasio secara mutlak. Isi utama dari kritisisme adalah gagasan Immanuel Kant tentang teori pengetahuan, etika dan Immanuel Kant “It is not necessary that whilst I live happily, but it is necessary that so long as I live I should live honorably” “All our knowledge begins with the senses, proceeds then to the understanding, and ends with reason. There is nothing higher than reason” “Morality is not the doctrine of how we may make ourselves happy, but how we may make ourselves worthy of happiness” “Science is organized knowledge. Wisdom is organized life” Filsafat yang dipercaya terlahir di Yunani pada sekitar abad ke-4 SM, terus berkembang hingga ke daratan Eropa Tengah, dengan melalui berbagai periode, antara lain periode klasik/kuno, periode abad pertengahan, hingga sampailah pada periode modern. Seiring dengan semakin banyaknya pemikir-pemikir filsafat serta tokoh-tokoh filosof pada perkembangannya kemudian melahirkan bermacam-macam aliran filsafat, antara lain aliran rasionalisme, kemudian muncul juga aliran empirisme. Kedua aliran ini, rasionalisme dan empirisme, mempunyai pandangan yang bertolak belakang. Berlatar belakang fenomena perbedaan aliran pemikiran inilah seorang filsuf asal Jerman mencoba mengkritik kedua aliran tersebut, bahwa sebenarnya masing-masing dari kedua aliran tersebut tidaklah seratus persen benar ataupun seratus persen salah. Masing-masing aliran tersebut mempunyai aspek yang menurut Kant benar, namun ada juga yang salah, sehingga beliau berusaha untuk menemukan titik tengahnya, mendamaikan dan memadukan kedua aliran pemikiran tersebut. Immanuel Kant adalah filsuf yang hidup pada puncak perkembangan abad pencerahan’, yaitu suatu masa dimana corak pemikiran yang menekankan kedalaman unsur rasionalitas berkembang dengan pesatnya. Pada masa itu lahir berbagai temuan dan paradigma baru dibidang ilmu, dan terutama paradigma ilmu fisika alam. Latar Belakang Biografis Immanuel Kant Immanuel Kant lahir pada tanggal 22 April 1724 di Königsberg, Prusia Timur, Jerman. Kant lahir sebagai anak keempat dari suatu keluarga miskin. Keluarganya menganut kristiani yang shaleh.[1] Keyakinan agamanya itu sekaligus merupakan latar belakang yang cukup penting bagi pemikiran filosofisnya, terutama masalah etika. Orang tua Kant adalah pembuat pelana kuda dan penganut setia gerakan Peitisme. Pada usia 8 tahun Kant memulai pendidikan formalnya di Collegium Fridericianum, sekolah yang berlandaskan semangat Peitisme. Pada tahun 1740 Kant meninggalkan gymnasium dan melanjutkan studinya tentang teologi di Universits Königsberg saat usianya 16 tahun. Namun perhatiannya justru tercurah pada filsafat, ilmu pasti dan fisika. Karena tidak mampu membiayai studinya, Kant memperoleh uang studinya dari beasiswa. Setelah selesai ia menjadi guru privat. Sejak kecil ia tidak meninggalkan desanya, kecuali hanya selama beberapa waktu singkat untuk mengajar di desa tetangganya. Kemudian pada tahun 1755, ia kembali ke Universitas Königsberg menjadi dosen. Hidupnya dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pra-kritis dan tahap kritis. Semula Kant dipengaruhi oleh rasionalisme Leibniz dan Wolf, kemudian dipengaruhi oleh empirisme Hume, sedang Rousseau juga menampakkan pengaruhnya. Menurut Kant sendiri Hume-lah yang menjadikan ia bangun dari tidurnya dalam dogmatism. Hume berpendapat bahwa empiris adalah sebuah pengetahuan yang tak lebih dari kesan-kesan inderawi saja, namun Kant menentangnya. Kant menulis tentang berbagai masalah dari bidang ilmu alam, ilmu pasti, dan filsafat. Kemudian, selama 11 tahun tak ada tulisan Kant apapun, itulah saat pemikiran Kant berubah, kira- kira tahun 1770 sebagai garis perbatasannya, yaitu ketika ia menerima jabatan Guru Besar Logika dan Metafisika di Königsberg.[2] Sejak itu ia menyodorkan filsafatnya kepada dunia dengan penuh kepastian, sedang sebelumnya masih terdapat perubahan-perubahan dalam tulisan tulisannya. Immanuel Kant meninggal menjelang usia 80 tahun pada 12 Februari 1804 di Königsberg. Latar Belakang Pemikiran Immanuel Kant Pemikiran Kant mengalami empat periode perkembangan, yaitu Periode pertama ialah ketika ia masih dipengaruhi oleh Leibniz-Wolf, yaitu sampai tahun 1760. Periode ini sering disebut periode rasionalistik. Periode kedua berlangsung antara tahun 1760–1770, yang ditandai dengan semangat skeptisisme. Periode ini sering disebut periode empiristik karena dominasi pemikiran empirisme Hume. Karyanya yang muncul dalam periode ini adalahDream of a Spirit Seer. Periode ketiga dimulai dari inaugural disertasinya pada tahun 1770. Periode ini bisa dikenal sebagai periode kritis. Karyanya yang muncul dalam periode ini diantaranya The Critique of Pure Reason 1781, Prolegomena to any Future Methaphysics 1787, Metaphysical Foundation of Rational Science 1786, Critique of Practical Reason 1788, Critique of Judgment 1790. Periode keempat berlangsung antara tahun 1790 sampai tahun 1804. Pada periode ini Kant mengalihkan perhatiannya pada masalah religi dan problem-problem sosial. Karya Kant yang terpenting pada periode keempat adalah Religion within the Limits of Pure Reason1794 dan sebuah kumpulan essei berjudul Eternal Peace 1795. Pada awalnya Immanuel Kant memandang rasionalisme dan empirisme senantiasa berat sebelah dalam menilai akal dan pengalaman sebagai sumber pengetahuan. Rasionalisme berpendirian bahwa rasio merupakan sumber pengenalan atau pengetahuan. Rasionalisme mengira telah menemukan kunci bagi pembukaan realitas pada diri subyeknya, lepas dari pengalaman. Sedangkan empirisme berpendirian bahwa pengalaman menjadi sumber pengetahuan. Empirisme mengira telah memperoleh pengetahuan dari pengalaman saja. Menurut Kant, pengenalan manusia merupakan sintesis antara unsur-unsur a priori dan unsur-unsur a posteriori, yaitu unsur rasio/akal dan juga unsur inderawi/pengalaman. Menurutnya akal murni itu terbatas, menghasilkan pengetahuan tanpa dasar inderawi atau independen dari alat pancaindera.[4] Hal inilah yang kemudian memicu Kant bersikap kritis untuk menyelidiki batas-batas kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia, yang kemudian melahirkan filsafat kritisisme, atau ada juga yang menyebutnya dengan Kanteisme. Dari sikap kritis Kant itulah muncul pertanyaan-pertanyaan dalam benaknya Apa yang dapat saya ketahui? Apa yang harus saya lakukan? Apa yang boleh saya harapkan? Teori Pengetahuan Immanuel Kant Dari pertanyaan-pertanyaan kritis dalam benak Immanuel Kant seperti yang telah disebutkan di atas, ia menjawabnya sebagai berikut Apa-apa yang bisa diketahui manusia hanyalah yang dipersepsi dengan panca indra. Lain daripada itu merupakan “ilusi” noumenon saja, Semua yang harus dilakukan manusia harus bisa diangkat menjadi sebuah peraturan umum. Hal ini disebut dengan istilah “imperatif kategoris”. Contoh orang sebaiknya jangan mencuri, sebab apabila hal ini diangkat menjadi peraturan umum, maka apabila semua orang mencuri, masyarakat tidak akan jalan. Yang bisa diharapkan manusia, ditentukan oleh akal budinya. Menurut Kant, syarat dasar bagi segala ilmu pengetahuan adalah bersifat umum dan mutlak memberi pengetahuan yang baru Menurut Kant juga, ada tiga tingkatan pengetahuan manusia, yaitu Tingkat Pencerapan Indrawi Sinneswahrnehmung Unsur a priori, pada taraf ini, disebut Kant dengan ruang dan waktu. Dengan unsur a priori ini membuat benda-benda objek pencerapan ini menjadi meruang’ dan mewaktu’. Pengertian Kant mengenai ruang dan waktu ini berbeda dengan ruang dan waktu dalam pandangan Newton. Kalau Newton menempatkan ruang dan waktu di luar’ manusia, kant mengatakan bahwa keduanya adalah apriori sensibilitas. Maksud Kant, keduanya sudah berakar di dalam struktur subjek. Ruang bukanlah ruang kosong, ke dalamnya suatu benda bisa ditempatkan; ruang bukan merupakan “ruang pada dirinya sendiri” Raum an sich. Dan waktu bukanlah arus tetap, dimana pengindraan-pengindraan berlangsung, tetapi ia merupakan kondisi formal dari fenomena apapun, dan bersifat apriori yang bisa diamati dan diselidiki hanyalah fenomena-fenomena atau penampakan-penampakannya saja, yang tak lain merupakan sintesis antara unsur-unsur yang datang dari luar sebagai materi dengan bentuk-bentuk apriori ruang dan waktu di dalam struktur pemikiran manusia. Tingkat Akal Budi Verstand Bersamaan dengan pengamatan indrawi, bekerjalah akal budi secara spontan. Tugas akal budi adalah menyusun dan menghubungkan data-data indrawi, sehingga menghasilkan putusan-putusan. Dalam hal ini akal budi bekerja dengan bantuan fantasinya Einbildungskraft. Pengetahuan akal budi baru diperoleh ketika terjadi sintesis antara pengalaman inderawi tadi dengan bentuk-bentuk apriori yang dinamai Kant dengan kategori’, yakni ide-ide bawaan yang mempunyai fungsi epistemologis dalam diri manusia. Tingkat intelek / Rasio Versnunft Idea ini sifatnya semacam indikasi-indikasi kabur’, petunjuk-petunjuk untuk pemikiran seperti juga kata barat’ dan timur’ merupakan petunjuk-petunjuk; timur’ an sich tidak pernah bisa diamati. Tugas intelek adalah menarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan pada tingkat dibawahnya, yakni akal budi Verstand dan tingkat pencerapan inderawi Senneswahnehmung. Dengan kata lain, intelek dengan idea-idea argumentatif. Kendati Kant menerima ketiga idea itu, ia berpendapat bahwa mereka tidak bisa diketahui lewat pengalaman. Karena pengalaman itu, menurut kant, hanya terjadi di dalam dunia fenomenal, padahal ketiga Idea itu berada di dunia noumenal dari noumenan = “yang dipikirkan”, “yang tidak tampak”, bhs. Yunani, dunia gagasan, dunia batiniah. Idea mengenai jiwa, dunia dan Tuhan bukanlah pengertian-pengertian tentang kenyataan indrawi, bukan “benda pada dirinya sendiri” das Ding an Sich. Ketiganya merupakan postulat atau aksioma-aksioma epistemologis yang berada di luar jangkauan pembuktian teoretis-empiris. Dari beberapa pemikiran Immanuel Kant di atas, dapat diketahui beberapa teori pengetahuan yang dikemukakannya, antara lain Teori a prioridan a posteriori Pengetahuan a priori adalah pengetahuan yang bersumber tidak dari pengalaman langsung, melainkan dari aturan umum’ yang dipinjam’ dari pengalaman. Menurut Kant, kriteria pengetahuan a priori ada dua Idea of necessitykeharusan, misalnya setiap peristiwa tentu ada penyebabnya. ٍStrict-absolutebenar-benar absolut, misalnya semua benda memiliki berat. Menurut Kant, ada jenis pengetahuan yang bersumber dari dunia empirik yang bisa mencapai tingkat absolut karena kebenarannya mencapai tingkat kepastian. Sedangkan pengetahuan a posteriori atau pengetahuan empirik adalah pengetahuan yang bersumber dari pengalaman. Analitik dan Sintetik Pengetahuan diformulasikan dalam bentuk putusan judgement, ada dua bentuk Putusan analitik adalah putusan dimana predikatnya ada di dalam subyek, misalnya semua lingkaran adalah bulat. Putusan sintetik adalah putusan dimana predikatnya di luar subyek, yaitu sesuatu yang berbeda dari subyek dan memberikan tambahan terhadap subyek, misalnya semua benda memiliki berat. Obyek pengetahuan Menurut Kant, obyek pengetahuan ada dua, yaitu Nomena, adalah eksistensi yang dinalar akal intelligible existence, yaitu sesuatu yang ada di dalam diri mereka sendiri dan difikirkan oleh akal. Masalah-masalah rasional itu adalah Tuhan, kebebasan dan keabadian jiwa. Fenomena, adalah eksistensi indrawi dan menjadi obyek pengalaman dan obyek intuisi indrawi sensuous existence, bukan sesuatu yang ada di dalam dirinya sendiri. Fenomena itu berupa materi dan ada dalam realitas indrawi. Fenomena adalah obyek dari pengalaman yang bersifat mungkin. Sumber pengetahuan Indera sense, inilah yang menyerahkan obyek kepada kita. Tanpa kemampuan indrawi tidak akan ada obyek yang diberikat kepada kita. Pemahaman understanding, inilah yang memberi kita pemikiran. Tanpa pemahaman tidak akan ada obyek yang dipikirkan. Pemikiran-pemikiran Immanuel Kant kemudian juga melahirkan filsafat kritik atau biasa dikenal dengan kritisisme, dengan ciri-ciri dapat disimpulkan sebagai berikut menganggap bahwa obyek pengenalan itu berpusat pada subyek dan bukan pada obyek. menegaskan keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk mengetahui realitas atau hakikat sesuatu; rasio hanyalah mampu menjangkau gejalanya atau fenomenanya saja. menjelaskan bahwa pengenalan manusia atas sesuatu itu diperoleh atas perpaduan antara peranan unsur Anaximenes priori yang berasal dari rasio serta berupa ruang dan waktu, dan peranan unsur aposteriori yang berasal dari pengalaman yang berupa materi. Dari pemikiran-pemikirannya tersebut, Kant menghasilkan beberapa karya buku-buku yang cukup fenomenal, antara lain Kritik atas Rasio Murni 1781 Jerm. “Kritik der Reinen Vernunft”, Ingg. “Critique of Pure Reason” Dalam kritik ini, atara lain Kant menjelaskan bahwa ciri pengetahuan adalah bersifat umum, mutlak dan memberi pengertian baru. Untuk itu ia terlebih dulu membedakan adanya tiga macam putusan, yaitu Putusan analitis a priori; dimana predikat tidak menambah sesuatu yang baru pada subjek, karena sudah termuat di dalamnya misalnya, setiap benda menempati ruang. Putusan sintesis a posteriori, misalnya pernyataan “meja itu bagus” di sini predikat dihubungkan dengan subjek berdasarkan pengalaman indrawi, karena dinyatakan setelah post, bhs latin mempunyai pengalaman dengan aneka ragam meja yang pernah diketahui. Putusan sintesis a priori; disini dipakai sebagai suatu sumber pengetahuan yang kendati bersifat sintetis, namun bersifat apriori juga. Misalnya, putusan yang berbunyi “segala kejadian mempunyai sebabnya”. Putusan ini berlaku umum dan mutlak, namun putusan ini juga bersifat sintetis dan aposteriori. Sebab di dalam pengertian “sebab”. Maka di sini baik akal maupun pengalaman indrawi dibutuhkan serentak. Ilmu pasti, mekanika dan ilmu pengetahuan alam disusun atas putusan sintetis yang bersifat apriori ini. Pada taraf indra, ia berpendapat bahwa dalam pengetahuan indrawi selalu ada dua bentuk a priori yaitu ruang dan waktu. Pada taraf akal budi, Kant membedakan akal budi dengan rasio. Tugas akal budi ialah memikirkan suatu hal atau data-data yang ditangkap oleh indrawi. Pengenalan akal budi juga merupakan sintesis antara bentuk dengan materi. Materi adalah data-data indrawi dan bentuk adalah apriori, bentuk apriori ini dinamakan Kant sebagai kategori. Pada taraf rasio, Kant menyatakan bahwa tugas rasio adalah menarik kesimpulan dari keputusan-keputusan. Dengan kata lain, rasio mengadakan argumentasi-argumentasi. Kant memperlihatkan bahwa rasio membentuk argumentasi itu dengan dipimpin oleh tiga ide, yaitu Allah, jiwa dan dunia. Apa yang dimaksud ide menurut Kant ialah suatu cita-cita yang menjamin kesatuan terakhir dalam gejala psikis jiwa, gejala jasmani dunia dan gejala yang ada Allah . Akal murni adalah akal yang bekerja secara logis. Menurut Kant, pengetahuan yang mutlak benarnya memang tidak akan ada bila seluruh pengetahuan datang melalui indra. Menurut Kant, jiwa kita merupakan organ yang aktif, dimaksudkan sebagai jiwa yang inheren, secara aktif mengkoordinasi sensasi-sensasi yang masuk dengan idea-idea kita. Karena dikoordinasi itulah maka pengalaman yang masuk, yang tadinya kacau, menjadi tersusun teratur. Apa makna kata sensasi dan persepsi menurut Kant? Sensasi ialah pengindraan, sensasi itu hanyalah suatu keadaan jiwa menanggapi rangsangan stimulus. Sensasi itu masuk melalui alat indra, melalui indra itu lalu masuk ke otak, lalu objek itu diperhatikan, kemudian disadari. Akan tetapi, bagaimana caranya? Ternyata, sensasi-sensasi itu masuk ke otak melalui saluran-saluran tertentu. Saluran itu adalah hukum-hukum . Karena hukum-hukum itulah maka tidak semua stimulus yang menerpa alat indra dapat masuk ke otak. Penangkapan itu diatur oleh persepsi sesuai dengan tujuan. Contohnya, Jam berdetak, Anda tidak mendengarnya, akan tetapi, detak yang sama bahkan lebih rendah, akan didengar bila kita bertujuan ingin mendengarkannya. Kemudian Jiwa mind yang memberi arti terhadap stimulus itu mengadakan seleksi dengan menggunakan dua cara yang amat sederhana, Menurut Kant, Pesan-pesan dari Stimulus disusun sesuai dengan ruang tempat datangnya sensasi, dan waktu terjadinya itu. Mind itulah yang mengerjakan sesuatu itu, yang menempatkan sensasi dalam ruang dan waktu, menyifatinya dengan ini atau itu. Ruang dan waktu bukanlah sesuatu yang dipahami, ruang dan waktu itu adalah alat persepsi. Oleh karena itu ruang dan waktu itu apriori. Kant kemudian memberikan penjelasan lagi, Dunia mempunyai susunan seperti yang kita pahami bukanlah oleh dirinya sendiri, melainkan oleh pikiran kita. Mula-mula berupa klasifikasi sensasi, selanjutnya klasifikasi sains, seterusnya klasifikasi filsafat. Hukum-hukum itulah yang mengerjakan klasifikasi itu. Selanjutnya Kant membatasi sains, namun kepastian, keabsolutan dasar sains tetap terbatas, Objek yang tampak merupakan fenomenon penampakan . Keutuhan objek yang kita tangkap dengan daya struktur mental yang inheren, melalui sensasi, terus ke persepsi lalu ke konsep idea, Contoh, Kita tidak tahu pasti dengan bulan, yang kita tahu hanya idea tentang bulan. Sains tidak mengetahui noumenon tidak tampaknya suatu ia hanya tahu fenomenon saja. Dari sini jelas bahwa Kant mampu memisahkan fenomenon dengan noumenon. Kritik atas Rasio Praktis 1788 Jerm. “Kritik der Practischen Vernunft”, Ingg. “Critique of Practical Reason” Maxime aturan pokok adalah pedoman subyektif bagi perbuatan orang perseorangan individu, sedangkan imperative perintah merupakan azas kesadaran obyektif yang mendorong kehendak untuk melakukan perbuatan. Imperatif berlaku umum dan niscaya, meskipun ia dapat berlaku dengan bersyarat hypothetical atau dapat juga tanpa syarat categorical. Imperatif kategorik tidak mempunyai isi tertentu apapun, ia merupakan kelayakan formal solen. Menurut Kant, perbuatan susila adalah perbuatan yang bersumber pada kewajiban dengan penuh keinsyafan. Keinsyafan terhadap kewajiban merupakan sikap hormat achtung. Sikap inilah penggerak sesungguhnya perbuatan manusia. Kant, ada akhirnya ingin menunjukkan bahwa kenyataan adanya kesadaran susila mengandung adanya praanggapan dasar. Praanggapan dasar ini oleh Kant disebut “postulat rasio praktis”, yaitu kebebasan kehendak, immortalitas jiwa, dan adanya Tuhan. Pemikiran etika ini, menjadikan Kant dikenal sebagai pelopor lahirnya apa yang disebut dengan “argumen moral” tentang adanya Tuhan. Sebenarnya, Tuhan dimaksudkan sebagai postulat. Sama dengan pada rasio murni, dengan Tuhan, rasio praktis bekerja’ melahirkan perbuatan susila. Kehidupan memerlukan kebenaran, sedangkan kebenaran tidak dapat seluruhnya diperoleh dengan indera dan akal, karena indera dan akal itu terbatas kemampuannya. Menurut Kant, dasar apriori itu ada pada sains, akan tetapi, indra sains itu terbatas, disinilah Critique of The Practical Reason berbicara, Kant bertanya “Bila akal dan indra tidak dapat diandalkan dalam mempelajari agama, apa selanjutnya?”. Jawabannya adalah akal atau indra dapat terus berkembang dan dikembangkan, namun setelah semua itu, moral merupakan ukuran kebenaran. Apa moral itu? Moral adalah suara hati, Perasaan, menentukan sesuatu itu benar atau salah. Moral itu Imperatif Kategori, Perintah tanpa syarat yang ada dalam kesadaran kita. Kata hati itu memerintah, perintah itu ialah perintah untuk berbuat sesuai dengan keinginan tetapi dalam batas kewajaran. Hukum kewajaran bersifat universal. Menurut Kant, apa yang dianggap sebagai sikap moral sering kali merupakan sikap yang secara moral justru harus dinilai negatif. Heteronomi moral adalah sikap dimana orang memenuhi kewajibannya bukan karena ia insaf bahwa kewajiban itu pantas dipenuhi, melainkan karena tertekan, takut berdosa, dan sebagainya. Dalam tuntutan agama, Moralitas heteronom berarti bahwa orang menaati peraturan tetapi tanpa melihat nilai dan maknanya. Heteronomi moral ini merendahkan pandangan terhadap seseorang, dan merupakan penyimpangan dari sikap moral yang sebenar-benarnya. Sikap moral yang sebenarnya adalah sikap otonomi moral, otonomi moral berarti bahwa manusia menaati kewajibannya karena ia sadar diri, bukan karena terbebani, terkekang, tuntutan, dsb. Otonomi juga menuntut kerendahan hati untuk menerima bahwa kita menjadi bagian dari masyarakat dan bersedia untuk hidup sesuai dengan aturan-aturan masyarakat yang berdasarkan hukum. Hukum adalah tatanan normatif lahiriah masyarakat . Kritik atas Daya Pertimbangan 1790 Jerm. “Kritik der Arteilskraft”, Ingg. “Critique of Judgement” Kritik atas daya pertimbangan, dimaksudkan oleh Kant adalah mengerti persesuaian kedua kawasan itu. Hal itu terjadi dengan menggunakan konsep finalitas tujuan. Finalitas bisa bersifat subjektif dan objektif. Kalau finalitas bersifat subjektif, manusia mengarahkan objek pada diri manusia sendiri. Inilah yang terjadi dalam pengalaman estetis kesenian. Dengan finalitas yang bersifat objektif dimaksudkan keselarasan satu sama lain dari benda-benda alam. Buku ini tentang persesuaian antara keperluan bidang duniawi alam dengan tingkah laku manusia,. Dengan menggunakan konsep finalitas tujuan. Menjelaskan ulang secara lengkap tentang buku pertama dan kedua Finalitas dapat bersifat subjektif dan objektif. Kalau finalitas bersifat subjektif, manusia mengarahkan objek pada diri manusia itu sendiri. Dengan finalitas yang bersifat objektif dimaksudkan keselarasan satu sama lain dari benda-benda. Sumber Ewing, 2008. Persoalan-Persoalan Mendasar Filsafat. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Skip to documentHomeMy LibraryDiscoveryInstitutionsUniversitas PadjadjaranUniversitas Islam Negeri Sultan Syarif KasimPoliteknik Negeri BatamUniversitas IndonesiaUniversitas SurabayaUniversitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa TimurUniversitas TerbukaUniversitas BrawijayaUniversitas Gadjah MadaPoliteknik Kesehatan Kemenkes SemarangUniversitas Mercu Buana JakartaUniversitas Negeri MedanUniversitas AirlanggaUniversitas SriwijayaUniversitas DiponegoroSee all InstitutionsCoursesPopularTeknik Informatika Akreditasi BAkuntansi Pengantar I 31124349Profesionalisasi Administrasi Pendidikan AP332Teknik industri 916Intermediate Accounting AK123Pengelolaan 150232Accounting 0101Jawaban Akuntansi Keuangan Lanjutan Chapter 08 debra- jeter advanced accountingPerdagangan Internasional WAB044206Belajar dan Pembelajaran DIK4005Fisika Dasar FIS110Akuntansi Bisnis SPB 1303Manajemen Proyek TIN15201Thermofluid MTME 810Intermediate Accounting I AKK201TrendingIndonesian KBS 101MatematikaFisika FID001Accounting ACC15 BS. Ekonomi I40C403Da'iah dini 1117084000022Mechanical Engineering PTOMUM6xxxKimia Dasar BM11105Intermediate Accounting 1 AKU2101Pancasila UNG1103Manajemen B03F309Hukum Kepegawaian RagaInterpersonal Communication KHI2B3English Language Education PINGUM8xxxNewestManajemen Produksi dan Operasional EA1234Introduction to Accounting AKU1601International Relations 46944Biology science education Psyc211Perpajakan I PJK201Landasan Kependidikan MKDK 53074TAX and Accounting Tax1Manajemen PerpajakanPengantar Ilmu Komunikasi SKOM4101SkripsiAqidah 1000010502Advanced English TMS211052Kewirausahaan I40C202Introduction to Managementart course short art123DocumentsPopularMakalah Hukum lingkunganChapter 17 - InvestmentCh04 - solution manual for chapter 4 IFRS kiesoPOS US 2022 - Panduan US 2022Makalah Geopolitik dan Geostrategi KWnKelompok 5B Analisis Laporan Keuangan PT. Telekomunikasi IndonesiaPerseroan TbkCh07 - Summary Financial Accounting IFRS, 3rd EditionContoh Soal MekfluChapter 21 Solution Manual Kieso IFRS ByMakalah Matematika Dasar tentang Limit FungsiMakalah Pendelegasian WewenangKontrak-BOT / Bangun Guna SerahTugas 3 Pendidikan KewarganrgaraanKarbohidrat - laporan praktikumKelompok 2 Laporan Praktikum Percobaan 5 Novella Rheva Y Teknik Perminyakan Praktikum Kimia Dasar 1 1005TrendingMakalah Metode Ilmiah KEL. 2Anatomi dan Fisiologi Sistem OtotDokumentasi SOAP Asuhan Persalinan NormalKelompok 1 Analisis Kasus Garuda IndonesiaMakalah Pendidikan Sebagai Suatu SistemCh02-180514104952 - solution manual - cost accounting-Horngren 15th edMakalah biologiMakalah Diksi - tugas bahasa indonesia tahun ajaran 2021/2022Contoh Isian LK Identifikasi Masalah PPG Daljab 2022, Pedagogik, Literasi dan NumerasiAdvanced Accounting 13th Edition Beams Solutions ManualReview Jurnal InternasionalMakalah penjas tentang Kebugaran JasmaniREADING SRATEGIES TOEFLPermintaan, Penawaran dan Keseimbangan PasarPenentuan Kadar Gula Reduksi Analisa PanganNewestKonsep Ketuhanan Dalam carrefour-vs-wal-mart-the-battle-for-global-retail-dominanceP-FRM-K3-001 Identifikasi Bahaya, Pengendalian dan Penilaian Resiko K3Materi-k3 - matakuliah k3Pengertian Hukum Pajak InternasionalLandasan pendidikan dari berbagai perspe5114-Article Text-15057-1-10-20211022Ketentuan Umum dan Tata Cara PerpajakanRevisi TA GustutNanopdf - nothingBab2 - AhgggdwhjxnjLampiran - SkripsiBAB VI - SkripsiPendahuluan - SkripsiBAB VII - SkripsiBooksInformation Technology Auditing and Assurance James A. Hall; Tommie W. SingletonIntermediate Accounting Donald E. Kieso; Jerry J. Weygandt; Terry D. WarfieldOrganizational Behavior Stephen P. Robbins; Tim JudgeIlmu Pendidikan Konsep, Teori dan Aplikasinya Hidayat, Rahmat and Abdillah, Abdillah 2019Macroeconomics Greg MaynesCost Accounting William K. Carter; Milton F. UsryCommunication Mosaics an Introduction to the Field of Communication Julia T. WoodAuditing and Assurance Services Alvin A. Arens; Randal J. Elder; Mark S. Beasley; Chris E. HoganAdvanced Accounting Floyd A. Beams; Joseph H. Anthony; Bruce Bettinghaus; Kenneth SmithAccounting Theory Vernon KamResearch Methods in Linguistics Lia LitosselitiAn Introduction to Functional Grammar Michael Halliday; Christian MatthiessenKieso Intermediate Accounting Donald E Kieso, CPA; Donald E. Kieso; Jerry J Weygandt, CPA; Jerry J. WeygandtLa regia teatrale nel secondo Novecento. Utopie, forme e pratiche Giovanna ZanlonghiElementary and Middle School Mathematics Teaching Developmentally John a Van De Walle; Karen S Karp; Jennifer M Bay-williamsEVALUASIA. Pilihan Ganda1. Aliran yang menyatakan bahwa pengetahuan terbentuk dari pengalaman adalah…..A. EmpirismeB. EmpirisismeC. RasionalismeD. KritismeE. Apriorisme2. Siapakah tokoh yang menjadi penggagas bahwa pengetahuan merupakan hasil sintesis dari rasio manusia dan pengalaman?A. F. BaconB. SpinozaC. B. J. HabibieD. Rene DescartesE. I. Kant3. Pada tanggal 23 Agustus 1967, perkembangan iptek di Indonesia semakin maju dengan didirikannya…..A. BATANB. PUSPITEKC. LIPID. LAPANE. LON4. Lembaga yang bertugas mengembangkan iptek di bidang kelautan ialah…..A. LENB. LONC. LGPND. LMNE. LBI5. LBN adalah lembaga Negara yang mengurusi di bidang……A. BotaniB. Bahan kimiaRecommended for you

siapakah tokoh yang menjadi penggagas bahwa pengetahuan merupakan hasil sintesis